BIOGRAFI DAN PENDAPAT AHLI POLITIK DAN SOSIOLOGI

BIOGRAFI DAN PENDAPAT
AHLI ILMU POLITIK
&
AHLI ILMU SOSIOLOGI

Ahli Ilmu Politik

1.    Prof Miriam Budiardjo

(lahir di Kediri, Jawa Timur, 20 November1923 – meninggal di Jakarta, 8 Januari2007 pada umur 83 tahun) adalah pakar ilmu politikIndonesia dan mantan anggota Komisi Nasional Hak Asasi Manusia. Istri Ali Budiardjo, seorang tokoh perjuangan Indonesia, ini pernah menjabat sebagai Dekan Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia (FISIP UI) periode 1974–1979. Ia masih bersaudara dengan Soedjatmoko.
Menurut Miriam Budiarjo politik adalah bermacam-macam kegiatan dalam suatu system politik atau Negara yang menyangkut proses menentukan tujuan-tujuan system itu dan melaksanakan tujuan-tujuan itu. Pengambilan keputusan mengenai apakah yang menjadi tujuan dari system politik itu menyangkut seleksi antara beberapa alternative dan penyusunan skala prioritas dari tujuan-tujuan yang telah dipilih itu. Untuk melaksanakan tujuan-tujuan itu tentu diperlukan kebijakan-kebijakan umum yang menyangkut pengaturan dan atau alokasi dari sumber-sumber resources yang ada. Untuk melaksanakan kebijakan-kebijakan itu, perlu dimiliki kekuasaan dan kewenangan, yang akan dipakai baik untuk membina kerja sama maupun untuk menyelesaikan konflik yang mungkin timbul dalam proses ini. Cara-cara yang dipakainya dapat bersifat paksaan. Tanpa unsure paksaan kebijakan ini hanya merupakan perumusan keinginan belaka. Politik selalu menyangkut tujuan-tujuan dari seluruh masyarakat, bukan tujuan pribadi seorang.
 Selain itu politik menyangkut kegiatan berbagai kelompok termasuk partai politik dan kegiatan individu. ((Miriam Budiarjo; Dasar-Dasar Ilmu Politik, dalam buku suntingan Toni Adrianus Pito, Kemal Fasyah, dan Efriza; Mengenal Teori-teori Politik, Cetakan Pertama, Depok, 2005, hal 8).


2. Ramlan Surbakti

        (lahir di Tanjung Merawa, Kabupaten Karo, Sumatera Utara, 20 Juli1953; umur 62 tahun) adalah seorang akademisi sekaligus praktisi Pemilihan Umum (Pemilu) yang juga pernah menjabat sebagai Ketua Komisi Pemilihan Umum (KPU) pada priode 2004-2007. Pada Pemilu 1999, Ramlan pernah pula menjadi anggota Panwaslu Pusat, selanjutnya, pada masa pemerintahan Presiden Abdurrahman Wahid, Ramlan dipercaya menjadi anggota KPU.
Menurut Ramlan Surbakti  (1999 : 1) bahwa definisi politik adalah interaksi antara pemerintah dan masyarakat dalam rangka proses pembuatan dan pelaksanaan keputusan yang mengikat tentang kebaikan bersama masyarakat yang tinggal dalam suatu wilayah tertentu. Ilmu Politik adalah interaksi antara pemerintah dan masyarakat, dalam rangka proses pembuatan dan pelaksanaan keputusan yang mengikat tentang kebaikan bersama masayarakat yang tinggal dalam suatu wilayah tertentu.

3.    Deliar Noer

(lahir di Medan, Sumatera Utara, 9 Februari1926 – meninggal di Jakarta, 18 Juni2008 pada umur 82 tahun), adalah seorang dosen, pemikir, peneliti, dan politikus asal Indonesia. Ia pernah menjabat sebagai rektor IKIP Jakarta, pendiri dan ketua umum Partai Umat Islam. Deliar merupakan sedikit dari intelektual dan ilmuwan politik yang memiliki integritas tinggi dan aktif menulis. Ia juga merupakan salah seorang perintis dasar-dasar pengembangan ilmu politik di Indonesia.

          Pemikiran Deliar Noer, tentang Politik Indonesia mengalami pasang naik dan pasang surut dalam kehidupan bernegara di tanah air, bahkan sebelum Indonesia berbentuk negara di abad ke-20 yaitu ketika Belanda masih menjajah Indonesia. Di masa penjajahan, telah disebutkan bahwa kemerdekaan Indonesia, jadi melepaskan diri dari ikatan Belanda dan merupakan tujuan utama. Dalam perjalanan pergerakan untuk menjadi sebuah bangsa yang berdaulat Deliar Noer membagi kedalam tiga kelompok yakni; pertama, Ahli atau peserta pergerakan terlibat langsung dalam berpolitik, karena begitu hebatnya mereka menggerakan rakyat untuk tidak buta politik, tidak takut politik dan tidak berdiam diri dengan keadaan politik yang dihadapi. kedua, orang yang memang tidak ingin atau enggan untuk turut serta dalam perjuangan kemerdekaan itu, menurutnya pihak ini adalah mereka yang takut akan politik, disadari atau tidak, telah serta juga dalam kehidupan politik. Karena mereka telah memilih suatu alternative dalam kehidupan berpolitik walaupun secar pasif. Ketiga, kelompok yang anti terhadap kemerdekaan yakni orang-orang yang aktif menentang usaha pergerakan dan membantu usaha-usaha hindia belanda untuk mematikan dan, sekurang-kurangnya, menghambat jalan pergerakan tersebut, menurutnya mereka telah dipandang sebagai orang-orang yang berpolitik walaupun dalam perjuangan kemerdekaan dipandang merugikan pergerakan kemerdekaan.

Deliar Noer mengatakan bahwa politik adalah segala aktivitas atau sikap yang berhubungan dengan kekuasaan dan yang bermaksud untuk mempengaruhi, dengan jalan mengubah atau mempertahankan, suatu macam bentuk susunan masyarakat.

 
4. David Easton

     (24 Juni 1917 - 19 Juli 2014) adalah seorang Kanada -born Amerika ilmuwan politik .Easton, yang lahir di Toronto , Ontario, datang ke Amerika Serikat pada tahun 1943. Dari 1947-1997, ia menjabat sebagai profesor ilmu politik di University of Chicago.
     Di garis depan dari kedua behavioralist dan pasca-behavioralist revolusi dalam disiplin ilmu politik selama tahun 1950 dan 1970-an, Easton disediakan definisi disiplin yang paling banyak digunakan dari politik sebagai alokasi otoritatif nilai-nilai bagi masyarakat.Dia terkenal untuk aplikasi tentang teori sistem untuk mempelajari ilmu politik.analis kebijakan telah digunakan skema lima kali lipat nya untuk mempelajari pembuatan kebijakan proses: input, konversi, output, umpan balik dan lingkungan.Gunnell berpendapat bahwa sejak tahun 1950-an konsep "sistem" adalah konsep teoritis yang paling penting yang digunakan oleh para ilmuwan politik Amerika.Idenya muncul dalam sosiologi dan ilmu-ilmu sosial lainnya tapi itu Easton yang ditentukan bagaimana hal itu bisa terbaik diterapkan untuk penelitian perilaku politik.[1]
Selama karirnya, ia telah menjabat sebagai gatekeeper kunci, sebagai konsultan untuk banyak organisasi terkemuka dan lembaga pendanaan, dan penulis berbagai publikasi ilmiah berpengaruh.Ia telah bertugas di berbagai dewan dan komite dan presiden dari Asosiasi Ilmu Politik Amerika .
Ilmu politik adalah studi mengenai terbentuknya kebijakan umum (study of the making of public policy). David Easton dalam buku The Political System mengatakan, kehidupan politik mencakup bermacam-macam kegiatan yang mempengaruhi kebijakan dari pihak yang berwenang, yang diterima untuk suatu masyarakat , dan yang mempengaruhi cara untuk melaksanakan kebijakan itu. Kita berpartisipasi dalam kehidupan politik jika aktivitas kita ada hubungannya dengan pembuatan dan pelaksanaan kebijakan untuk suatu masyarakat (Political life concerns all those varieties of activity that influence significantly the kind of authoritative policy adopted for a society and the way it is put into practice. We are said to be participating in political life when out activity relates in some way to the making and execution of policy for a society).”

5.    Roger Frederick Wicker

(lahir 5 Juli 1951) adalah seorang politisi Amerika dan anggota Partai Republik yang menjabat sebagai juniorSenator Amerika Serikat dari Mississippi , di kantor sejak tahun 2007. Setelah lulus dari University of Mississippi , Wicker bertugas di Angkatan Udara Amerika Serikat 1976-1980 dan bekerja sebagai penasihat politik untuk kemudian Kongres Trent Lott .Dia kemudian bertugas di Senat Negara Bagian Mississippi 1988-1994, ketika ia terpilih menjadi anggota DPR AS dari distrik kongres 1 Mississippi , berhasil lama pensiun Demokrat Jamie L. Whitten , untuk siapa Wicker dulunya Halaman.Anyaman bertugas di Gedung dari Januari 1995 sampai Desember 2007, ketika ia diangkat oleh GubernurHaley Barbour untuk mengisi kursi yang ditinggalkan oleh Trent Lott.Ia kemudian memenangkan pemilihan khusus 2008 untuk sisa istilah dan terpilih kembali untuk masa jabatan penuh pada tahun 2012 . Dia saat ini menjabat sebagai Ketua Komite senator Partai Republik Nasional untuk Kongres AS 114.
Menurut Roger Federick Wicker mengatakan “Ilmu Politik mempelajari negara, tujuan-tujuan negara... dan lembaga-lembaga yang akan melaksanakan tujuan-tujuan itu, hubungan antara negara dengan warganya serta hubungan antarnegara (Political science is the study of the state, its aim and purposes...the institutions by which these are going to be realized, its relations with its individual members, and other state).

6.   Ossip Kurt Flechteim

(5. Maret1909 di Nikolaev , Kekaisaran Rusia ; † 4. Marettahun 1998 di Berlin ) adalah seorang Jermanprofesor universitas dan penulis .The pengacara dan ilmuwan politik adalah salah satu pendiri dari futurologi di Jerman.Flechtheim adalah anak dari penjual buku Hermann Flechtheim (1880-1960) dan istrinya Olga, lahir Farber (1884-1964).  Keluarganya pindah pada tahun 1910 kembali ke Westphalia Münster , rumah Bapa, di mana kerabat di sereal grosir aktif yang (→Flechtheimspeicher ), dan kemudian untuk Dusseldorf .Kedua orang tua adalah anggota komunitas Yahudi .Ossip Flechtheim itu tetap tidak religius tertarik.Sebagai non-denominasi humanis dia setelah Perang Dunia Kedua di Berlin Barat Anggota dari Jerman free thinker federasi eV (kemudian Asosiasi Humanis Jerman ).
Setelah lulus dari Hindenburg Sekolah (sekarang Humboldt-Gymnasium Dusseldorf ), yang selesai pada tahun 1927, ia pindah ke KPD .Karena sempitnya ideologi partai ia bergabung pada tahun 1931 setelah lima tahun dan Moskow -Travel dari lagi.Flechtheim belajar hukum dan ilmu politik di Universitas Freiburg , Paris , Heidelberg , Berlin dan akhirnya Cologne .Dari tahun 1931 sampai 1933 ia menyelesaikan tulis-hukumnya di Pengadilan Daerah yang lebih tinggi Dusseldorf .Dia masih pada tahun 1934 di Cologne dengan Carl Schmitt dengan karya Hegel teori pidana Dr. jur.doktor.Edisi cetak yang diperlukan tidak bisa melakukan di luar negeri (Rohrer-Verlag, Brno 1936) muncul.
Ilmu politik adalah ilmu sosial yang khusus mempelajari sifat dan tujuan dari negara sejauh negara merupakan organisasi kekuasaan, beserta sifat dan tujuan dari gejala-gejala kekuasaan lain yang tidak resmi yang dapat mempengaruhi negara (Political science is that specialized social science that studies the nature and purpose of the state so far as it a power organization and the nature and purpose of other unofficial power phenomena that are apt to influence the state).” Fletchteim juga menekankan bahwa kekuasaan politik dan tujuan politik saling mempengaruhi dan bergantung satu sama lain.


7.    Karl W Deutsch

(21 Juli 1912-1 November 1992) adalah seorang sosial dan ilmuwan politik dari Praha.Karyanya berfokus pada studi perang dan damai , nasionalisme , kerjasama dan komunikasi .Dia juga terkenal karena minatnya dalam memperkenalkan metode kuantitatif dan formal analisis sistem dan model pemikiran ke dalam bidang ilmu politik dan sosial, dan merupakan salah satu ilmuwan sosial yang paling terkenal dari abad ke-20.
Lahir dari keluarga berbahasa Jerman di Praha pada 21 Juli, 1912 ketika kota itu bagian dari Kekaisaran Austro-Hungaria , Deutsch menjadi warga negara Cekoslowakia setelah Perang Dunia I . Ibunya Maria Leopoldina Scharf Deutsch adalah seorang Demokrat Sosial , dan wanita pertama yang terpilih menjadi anggota parlemen Cekoslowakia (1918) di mana ia menjadi terkenal karena penolakannya untuk NazismeAyahnya Martin Morritz Deutsch dimiliki toko optik di Praha Wenceslas Square , dan juga aktif di Partai Pekerja Sosial Demokrat Cekoslowakia ini .Pamannya Julius Deutsch adalah seorang pemimpin politik yang penting di Partai Sosial Demokrat Austria .
Karl belajar hukum di Universitas Jerman di Praha, di mana ia lulus pada tahun 1934. studi lebih lanjut Dia dihentikan sebagai sikap terbuka anti-Nazi yang disebabkan oposisi oleh mahasiswa pro-Nazi.Karl menikahi istrinya Ruth Slonitz pada tahun 1936, dan setelah menghabiskan dua tahun di Inggris, kembali ke Praha di mana karena mantan kegiatan Anti-Nazi, ia tidak bisa kembali ke Universitas Jerman.Dia malah bergabung rekan Republik, yang Universitas Charles , di mana ia memperoleh gelar sarjana hukum dalam hukum internasional dan kanon PhD di Ilmu Politik pada tahun 1938. Pada tahun yang sama, yang melihat Perjanjian Munich yang memungkinkan pasukan Jerman memasuki Sudetenland , ia dan istrinya tidak kembali dari perjalanan ke Amerika Serikat.Pada tahun 1939 Deutsch memperoleh beasiswa untuk melakukan penelitian lanjutan di Harvard University di mana ia menerima gelar PhD kedua di ilmu politik pada tahun 1951.
Selama Perang Dunia II ia bekerja untuk Office of Strategic Services , dan berpartisipasi sebagai mahasiswa pascasarjana di konferensi San Francisco yang mengakibatkan penciptaan PBB pada tahun 1945. Deutsch mengajar di beberapa universitas;pertama di MIT 1943-1956;kemudian di Yale University sampai tahun 1967;dan lagi di Harvard sampai tahun 1982. Ia menjabat sebagai Stanfield Profesor Perdamaian Internasional di Harvard, posisi yang dipegangnya sampai kematiannya.
Deutsch bekerja secara luas pada cybernetics, tentang penerapan model simulasi dan sistem dinamika untuk mempelajari masalah-masalah sosial, politik, dan ekonomi, yang dikenal sebagai masalah yang jahat .Ia dibangun di atas upaya sebelumnya di dunia modeling seperti yang maju dan dianjurkan oleh penulis Club of Rome seperti Limits to Growth oleh Donella Meadows , et al.(1972).Dia memperkenalkan konsep-konsep baru seperti komunitas keamanan literatur.
Dia memegang beberapa posisi bergengsi lainnya;ia adalah anggota dewan Dunia Masyarakat Yayasan di Zürich , Swiss dari tahun 1984 dan seterusnya. Dia juga terpilih sebagai Presiden Asosiasi Ilmu Politik Amerika pada tahun 1969, dari Asosiasi Ilmu Politik Internasional pada tahun 1976, dan dari Masyarakat untuk Sistem Umum Penelitian pada tahun 1983. Dari 1977-1987, ia adalah Direktur Ilmu Sosial Research Center Berlin ( Wissenschaftszentrum Berlin für Sozialforschung, WZB ) di Berlin .
Dia meninggal di Cambridge, Massachusetts pada tanggal 1 November 1992. Dia memiliki dua anak perempuan, Mary D. Edsall, seorang penulis (istri Thomas Edsall ), dan Margaret D. Carroll, seorang sejarawan seni, dan tiga cucu, Alexandra Edsall, Sophia Carroll , dan Samuel Carroll.
    Politik adalah pengambilan keputusan melalui sarana umum (Politics is the making of decisions by public means).” Dikatakan selanjutnya bahwa keputusan semacam ini berbeda dengan pengambilan keputusan pribadi oleh seseorang, dan bahwa seseorang dari keputusan semacam itu merupakan sektor umum atau sektor publik (public sector) dari suatu negara. Keputusan yang dimaksud adalah keputusan mengenai tindakan umum atau nilai-nilai (public goods), yaitu mengenai apa yang akan dilakukan dan siapa mendapat apa. Dalam arti ini politik terutama menyangkut kegiatan pemerintah. Oleh Deutsch dan kawan-kawan, negara dianggap sebagai kapal, sedangkan pemerintah bertindak sebagai nakhodanya. Pendekatan ini berdasarkan cybernetika (cybernetics), yaitu ilmu komunikasi dan pengendalian (control).


Ahli Ilmu Sosiologi

1.    Emile Durkheim

Dilahirkan di Épinal, Perancis, yang terletak di Lorraine. Ia berasal dari keluarga Yahudi Perancis yang saleh - ayah dan kakeknya adalah Rabi. Hidup Durkheim sendiri sama sekali sekular. Malah kebanyakan dari karyanya dimaksudkan untuk membuktikan bahwa fenomena keagamaan berasal dari faktor-faktor sosial dan bukan ilahi. Namun, latar belakang Yahudinya membentuk sosiologinya - banyak mahasiswa dan rekan kerjanya adalah sesama Yahudi, dan seringkali masih berhubungan darah dengannya.
Durkheim adalah mahasiswa yang cepat matang. Ia masuk ke École Normale Supérieure pada 1879. Angkatannya adalah salah satu yang paling cemerlang pada abad ke-19 dan banyak teman sekelasnya, seperti Jean Jaurès dan Henri Bergson kemudian menjadi tokoh besar dalam kehidupan intelektual Perancis. Di ENS Durkheim belajar di bawah Fustel de Coulanges, seorang pakar ilmu klasik, yang berpandangan ilmiah sosial. Pada saat yang sama, ia membaca karya-karya Auguste Comte dan Herbert Spencer. Jadi, Durkheim tertarik dengan pendekatan ilmiah terhadap masyarakat sejak awal kariernya. Ini adalah konflik pertama dari banyak konflik lainnya dengan sistem akademik Prancis, yang tidak mempunyai kurikulum ilmu sosial pada saat itu. Durkheim merasa ilmu-ilmu kemanusiaan tidak menarik. Ia lulus dengan peringkat kedua terakhir dalam angkatannya ketika ia menempuh ujian agrégation – syarat untuk posisi mengajar dalam pengajaran umum – dalam ilmu filsafat pada 1882.
Minat Durkheim dalam fenomena sosial juga didorong oleh politik. Kekalahan Perancis dalam Perang Perancis-Prusia telah memberikan pukulan terhadap pemerintahan republikan yang sekular. Banyak orang menganggap pendekatan Katolik, dan sangat nasionalistik sebagai jalan satu-satunya untuk menghidupkan kembali kekuasaan Perancis yang memudar di daratan Eropa. Durkheim, seorang Yahudi dan sosialis, berada dalam posisi minoritas secara politik, suatu situasi yang membakarnya secara politik. Peristiwa Dreyfus pada 1894 hanya memperkuat sikapnya sebagai seorang aktivis.
Seseorang yang berpandangan seperti Durkheim tidak mungkin memperoleh pengangkatan akademik yang penting di Paris, dan karena itu setelah belajar sosiologi selama setahun di Jerman, ia pergi ke Bordeaux pada 1887, yang saat itu baru saja membuka pusat pendidikan guru yang pertama di Prancis. Di sana ia mengajar pedagogi dan ilmu-ilmu sosial (suatu posisi baru di Prancis). Dari posisi ini Durkheim memperbarui sistem sekolah Prancis dan memperkenalkan studi ilmu-ilmu sosial dalam kurikulumnya. Kembali, kecenderungannya untuk mereduksi moralitas dan agama ke dalam fakta sosial semata-mata membuat ia banyak dikritik.
Tahun 1890-an adalah masa kreatif Durkheim. Pada 1893 ia menerbitkan “Pembagian Kerja dalam Masyarakat”, pernyataan dasariahnya tentang hakikat masyarakat manusia dan perkembangannya. Pada 1895 ia menerbitkan “Aturan-aturan Metode Sosiologis”, sebuah manifesto yang menyatakan apakah sosiologi itu dan bagaimana ia harus dilakukan. Ia pun mendirikan Jurusan Sosiologi pertama di Eropa di Universitas Bourdeaux. Pada 1896 ia menerbitkan jurnal L'Année Sociologique untuk menerbitkan dan mempublikasikan tulisan-tulisan dari kelompok yang kian bertambah dari mahasiswa dan rekan (ini adalah sebutan yang digunakan untuk kelompok mahasiswa yang mengembangkan program sosiologinya). Dan akhirnya, pada 1897, ia menerbitkan “Bunuh Diri”, sebuah studi kasus yang memberikan contoh tentang bagaimana bentuk sebuah monograf sosiologi.
Pada 1902 Durkheim akhirnya mencapai tujuannya untuk memperoleh kedudukan terhormat di Paris ketika ia menjadi profesor di Sorbonne. Karena universitas-universitas Perancis secara teknis adalah lembaga-lembaga untuk mendidik guru-guru untuk sekolah menengah, posisi ini memberikan Durkheim pengaruh yang cukup besar – kuliah-kuliahnya wajib diambil oleh seluruh mahasiswa. Apapun pendapat orang, pada masa setelah Peristiwa Dreyfus, untuk mendapatkan pengangkatan politik, Durkheim memperkuat kekuasaan kelembagaannya pada 1912 ketika ia secara permanen diberikan kursi dan mengubah namanya menjadi kursi pendidikan dan sosiologi. Pada tahun itu pula ia menerbitkan karya besarnya yang terakhir “Bentuk-bentuk Elementer dari Kehidupan Keagamaan”.
Perang Dunia I mengakibatkan pengaruh yang tragis terhadap hidup Durkheim. Pandangan kiri Durkheim selalu patriotik dan bukan internasionalis – ia mengusahakan bentuk kehidupan Perancis yang sekular, rasional. Tetapi datangnya perang dan propaganda nasionalis yang tidak terhindari yang muncul sesudah itu membuatnya sulit untuk mempertahankan posisinya. Sementara Durkheim giat mendukung negaranya dalam perang, rasa enggannya untuk tunduk kepada semangat nasionalis yang sederhana (ditambah dengan latar belakang Yahudinya) membuat ia sasaran yang wajar dari golongan kanan Perancis yang kini berkembang. Yang lebih parah lagi, generasi mahasiswa yang telah dididik Durkheim kini dikenai wajib militer, dan banyak dari mereka yang tewas ketika Perancis bertahan mati-matian. Akhirnya, René, anak laki-laki Durkheim sendiri tewas dalam perang – sebuah pukulan mental yang tidak pernah teratasi oleh Durkheim. Selain sangat terpukul emosinya, Durkheim juga terlalu lelah bekerja, sehingga akhirnya ia terkena serangan lumpuh dan meninggal pada 1917.
Menurut Emile Durkheim sosiologi merupakan suatu ilmu yang mempelajari fakta-fakta sosial, yakni fakta sosial merupakan cara bertindak, berfikir ,berperasaan yang bwrada diluar individu dimana fakta-fakta tersebut memiliki kekuatan untuk mengendalikan individu.

2.    Auguste Comte

(Nama panjang: Isidore Marie Auguste François Xavier Comte; lahir di Montpellier, Perancis, 17 Januari1798 – meninggal di Paris, Perancis, 5 September1857 pada umur 59 tahun) adalah seorang filsufPerancis yang dikenal karena memperkenalkan bidang ilmu sosiologi serta aliran positivisme. Melalui prinsip positivisme, Comte membangun dasar yang digunakan oleh akademisi saat ini yaitu pengaplikasian metode ilmiah dalam ilmu sosial sebagai sarana dalam memperoleh kebenaran.
Menurut Auguste Comte SOsiologi merupakan studi positif tentang hukum-hukum dsat dari berbagai gejala sosial yang di bedakan menjadi sosioogi statis dan sosiologi dinamis. Pada Tahun 1939 Agus comte Pertama kalinya menggunakan istilah Sosiologi, yakni seorang filsafat kebangsaang prancis.Auguste Comte merupakan orang yang pertamakali menggunakan istilah sosioogi sebagai pendkatan khusus untuk mempelajari masyarakat. selain itu juga, Auguste Comte juga memberi sumbangan yang paling penting terhadap sosioogi, Oleh karena itu para ahli sepakat untuk menyebutnya sebagai ‘Bapak Sosiologi’.

3.     Pitirim Alexandrovich Sorokin

Lahir di Rusia pada 21 Januari 1889. Beliau adalah seorang akademis dan aktivis politik di Rusia, ia beremigrasi dari Rusia ke Amerika Serikat pada tahun 1923. Ia mendirikan Departemen Sosiologi di Universitas Harvard. Ia terkenal untuk sumbangannya kepada teori siklus sosial. Pitirim menempuh pendidikan di Universitas St Petersburg setelah itu ia mengajar pada bidang sosiologi dan hukum. Sorokin dipenjarakan tiga kali oleh rezim tsar Rusia Kekaisaran; selama Revolusi Rusia ia adalah seorang anggota dari Alexander Kerensky ‘s Pemerintahan Sementara Rusia. Setelah Revolusi Oktober dia terlibat dalam kegiatan anti-Komunis, yang kemudian ia dijatuhi hukuman mati oleh pemerintah Komunis yang menang pada saat itu. Namun ia berhasil lari ke pengasingan dan bebas dari hukuman. Pada 1923 ia beremigrasi ke Amerika Serikat dan menetap secara tetap pada tahun 1930. Sorokin adalah profesor sosiologi di University of Minnesota (1924-30) dan di Universitas Harvard (1930-55), di mana ia mendirikan Departemen Sosiologi. Tulisannya mencakup luasnya sosiologi; yang kontroversial teori proses sosial dan tipologi historis budaya yang diuraikan dalam Dinamika Sosial dan Budaya dan banyak karya lain. Dia juga tertarik pada stratifikasi sosial, yang sejarah teori sosiologis, dan perilaku altruistik. Sorokin adalah penulis buku seperti Krisis usia kita dan Power dan moralitas, tetapi magnum opus adalah Dinamika Sosial dan Budaya (1937-1941). Teori lazimnya memberikan kontribusi kepada teori siklus social dan terinspirasi banyak sosiolog.
Menurut Pitirim A. Sorokin Sosiologi adalah ilmu yang memperlajari :
A.    Hubungan serta Pengaruh timbal balik antara aneka macam gejala sosial, misalnya antara gejala ekonomi dan agama, keluarga dan moral,dsb.
B.     Hubungan serta pengaruh timbal balik antara gejala sosial dengan gejala non sosial
contohnya adalah: dengan gejala geografis, biologis, dsb.

4.     Max Weber

Beliau terkenal dengan teori-teori sosialnya. Ia juga merupakan ahli sosiologi, ekonomi serta sejarah dari Jerman. Mengenai profil Max Weber, beliau lahir di Erfurt, Jerman, 21 April 1864, berasal dari keluarga kelas menengah. Perbedaan penting antara kedua orang tuanya berpengaruh besar terhadap orientasi intelektual dan perkembangan psikologi Weber. Ayahnya seorang birokrat yang kedudukan politiknya relatif penting, dan menjadi bagian dari kekuasaan politik yang mapan dan sebagai akibatnya menjauhkan diri dari setiap aktivitas dan dan idealisme yang memerlukan pengorbanan pribadi atau yang dapat menimbulkan ancaman terhadap kedudukannya dalam sistem. Lagi pula sang ayah adalah seorang yang menyukai kesenangan duniawi dan dalam hal ini, juga dalam berbagai hal lainnya, ia bertolak belakang dengan istrinya.
Ibu Marx Weber adalah seorang Calvinis yang taat, wanita yang berupaya menjalani kehidupan prihatin (asetic) tanpa kesenangan seperti yang sangat menjadi dambaan suaminya. Perhatiannya kebanyakan tertuju pada aspek kehidupan akhirat; ia terganggu oleh ketidaksempurnaan yang dianggapnya menjadi pertanda bahwa ia terganggu oleh ketidaksempurnaan yang dianggapnya menjadi pertanda bahwa ia tak ditakdirkan akan mendapat keselamatan di akhirat. Perbedaan mendalam antara kedua pasangan ini menyebabkan ketegangan perkawinan mereka dan ketegangan ini berdampak besar terhadap Weber.
Menurut Max Weber Sosiologi merupakan ilmu yang berupaya memahami tindakan-tindakan sosial. Tindakan sosial adalah tindakan yang dilakukan dengan mempertimbangkan dan berorientasi pada perilaku orang lain.

5.     Kanjeng Pangeran Haryo Prof. Dr. Selo Soemardjan

(lahir di Yogyakarta, 23 MEI 1915 – meninggal di Jakarta,11 Juni 2003 pada umur 88 tahun) adalah seorang tokoh pendidikan dan pemerintahan Indonesia. Penerima Bintang Mahaputra Utama dari pemerintah ini adalah pendiri sekaligus dekan pertama Fakultas Ilmu Pengetahuan Kemasyarakatan (kini FISIP-UI) dan sampai akhir hayatnya dengan setia menjadi dosen sosiologi di Fakultas Hukum Universitas Indonesia (UI).
Ia dikenal sangat disiplin dan selalu memberi teladan konkret. Ia ilmuwan yang meninggalkan banyak bekal ilmu pengetahuan. Sebetulnya ia sudah purnatugas di Universitas Indonesia (UI). Tapi, karena masih dibutuhkan, ia tetap mengajar dengan semangat tinggi. Ia memang seorang sosok berintegritas, punya komitmen sosial yang tinggi dan sulit untuk diam.
Ia orang yang tidak suka memerintah, tetapi memberi teladan. Hidupnya lurus, bersih, dan sederhana. Ia tokoh yang memerintah dengan teladan, sebagaimana diungkapkan pengusaha sukses Soedarpo Sastrosatomo. Menurut Soedarpo, integritas itu pula yang membuat mendiang Sultan Hamengku Buwono IX berpesan kepada putranya, Sultan Hamengku Buwono X agar selalu mendengarkan dan meminta nasihat kepada Selo kalau menyangkut persoalan sosial kemasyarakatan. Ia orang yang tidak pernah berhenti berpikir dan bertindak.
Ia seorang dari sedikit orang yang sangat pantas menyerukan hentikan praktik korupsi, kolusi dan nepotisme (KKN). Pantas karena ia bukan tipe maling teriak maling. Ia orang orang bersih yang dengan perangkat ilmu dan keteladanannya bisa menunjukkan bahwa praktik KKN itu merusak tatanan sosial. Ia pantas menjadi teladan kaum birokrat karena etos kerjanya yang tinggi dalam mengabdi kepada masyarakat.
Selama hidupnya, Selo pernah berkarier sebagai pegawai Kesultanan/Pemerintah Daerah Istimewa Yogyakarta, Kepala Staf Sipil Gubernur Militer Jakarta Raya, dan Kepala Sekretariat Staf Keamanan Kabinet Perdana Menteri, Kepala Biro III Sekretariat Negara merangkap Sekretaris Umum Badan Pemeriksa Keuangan, Sekretaris Wakil Presiden RI Sultan Hamengku Buwono IX (1973-1978), Asisten Wakil Presiden Urusan Kesejahteraan Rakyat (1978-1983) dan staf ahli Presiden HM Soeharto.
Ia dikenal sebagai Bapak Sosiologi Indonesia setelah tahun 1959 -- seusai meraih gelar doktornya di Cornell University, AS -- mengajar sosiologi di Universitas Indonesia (UI). Dialah pendiri sekaligus dekan pertama (10 tahun) Fakultas Ilmu Pengetahuan Kemasyarakatan (sekarang FISIP) UI. Kemudian tanggal 17 Agustus 1994, ia menerima Bintang Mahaputra Utama dari pemerintah dan pada tanggal 30 Agustus menerima gelar ilmuwan utama sosiologi.
Pendiri FISIP UI ini, memperoleh gelar profesor dari Fakultas Ekonomi UI dan sampai akhir hayatnya justeru mengajar di Fakultas Hukum UI.Ia dibesarkan di lingkungan abdi dalem Kasultanan Yogyakarta Hadiningrat. Kakeknya, Kanjeng Raden Tumenggung Padmonegoro, adalah pejabat tinggi di kantor Kasultanan Yogyakarta. Berkat jasa sang kakek, Soemardjan- begitu nama aslinya-mendapat pendidikan Belanda.
Nama Selo dia peroleh setelah menjadi camat di Kabupaten Kulonprogo. Ini memang cara khusus Sultan Yogyakarta membedakan nama pejabat sesuai daerahnya masing-masing. Saat menjabat camat inilah ia merasa mengawali kariernya sebagai sosiolog. "Saya adalah camat yang mengalami penjajahan Belanda, masuknya Jepang, dilanjutkan dengan zaman revolusi. Masalahnya banyak sekali," tuturnya suatu ketika sebagaimana ditulis Kompas. Pengalamannya sebagai camat membuat Selo menjadi peneliti yang mampu menyodorkan alternatif pemecahan berbagai persoalan sosial secara jitu. Ini pula yang membedakan Selo dengan peneliti lain.
Mendiang Baharuddin Lopa dalam salah satu tulisannya di Kompas (1993) menulis, "Pak Selo menggali ilmu langsung dari kehidupan nyata. Setelah diolah, dia menyampaikan kembali kepada masyarakat untuk dimanfaatkan guna kesejahteraan bersama." Lopa menilai Selo sebagai dosen yang mampu mendorong mahasiswanya berpikir realistis dan mengerti serta menghayati apa yang diajarkannya. "Pendekatan realistis dan turun ke bawah untuk mengetahui keadaan sosial yang sesungguhnya inilah yang dicontohkan juga oleh para nabi dan kalifah," tulis Lopa.
Meski lebih dikenal sebagai guru besar, Selo jauh dari kesan orang yang suka "mengerutkan kening". Di lingkungan keluarga dan kampus, dia justru dikenal sebagai orang yang suka melucu dan kaya imajinasi, terutama untuk mengantar mahasiswanya pada istilah-istilah ilmu yang diajarkannya. "Kalau menjelaskan ilmu ekonomi mudah dimengerti karena selalu disertai contoh-contoh yang diambil dari kehidupan nyata masyarakat," kenang Baharuddin Lopa.
Dalam tulisan Lopa, Selo juga digambarkan sebagai orang yang bicaranya kocak, tetapi mudah dimengerti karena memakai bahasa rakyat. Meski kata-katanya mengandung kritikan, karena disertai humor, orang menjadi tidak tegang mendengarnya.
Menurut putra sulungnya, Hastjarjo, Selo suka main. "Setiap hari selalu memainkan tubuhnya berolahraga senam. Karena terkesan lucu, cucu-cucu menganggap bapak sedang bermain-main dengan tubuhnya," tambahnya. Sebagai ilmuwan, karya Selo yang sudah dipublikasikan adalah Social Changes in Yogyakarta (1962) dan Gerakan 10 Mei 1963 di Sukabumi (1963). Penelitian terakhir Selo berjudul Desentralisasi Pemerintahan. Terakhir ia menerima Anugerah Hamengku Buwono (HB) IX dari Universitas Gajah Mada(UGM) pada puncak peringatan Dies Natalis Ke-52 UGM tanggal 19 Januari 2002 diwujudkan dalam bentuk piagam, lencana, dan sejumlah uang.
Menurut kedua orang ini Sosiologi merupakan ilmu kemasyarakatan yang mempelajari struktur sosial dan proses-proses sosial termasuk perubahan sosial.

6.    Hassan Shadily

Seorang ahli perkamusan dan leksikograf Indonesia.[1] Dia lahir pada 19 Mei 1929 di Balajkambang, Kabupaten Pamekasan, Jawa Timur, Indonesia. Hassan menempuh pendidikan HIS di Pamekasan (1929), MULO di Malang (1937) dan MOSVIA di Yogyakarta (1941),kemudian mendapatkan kesempatan untuk belajar di Tokyo International School (1944), Military Academy Tokyo Japan (1945) dan Department of Social Science, Universitas Cornell (1952-1955).[1]
Pada saat di Cornell, ia berkenalan dengan Prof. Dr. John Echols dan kelak menjadi mitranya dalam menyusun Kamus Indonesia-Inggris.[1] Selanjutnya, bersama Penerbit Buku Ichtiar Baru-Van Hoeve dan Elsevier Publishing Projects, dia menyusun Ensiklopedi Indonesia dalam 7 jilid. [1]sedangkan menurut Hassan Shandily Sosiologi merupakan ilmu yang mempelajari hidup bersama dalam masyarakat dan menyelidiki ikatan-ikatan antara manusia yang menguasai kehidupan dengan mencoba mengerti sifat dan maksud hidup bersama cara terbentuk dan tumbuh, serta berubahnya perserikatan-perserikatan hidup serta kepercayaan.
Baik sobat genggam internet Setelah kita membaca Berbagai pandangan tentang sosiolgi menurut para ahli, maka kita bisa menyimpulkan bahwa sosiologi merupakan ilmu pengetahuan yang objek studinya merupakan masyarakat.soiologi memusatkan kajian pada kehidupan kelompok dan produk kehidupan kelompok tersebut, adat istiadat, tradisi, nilai-nilai hidup satu kelompok, pengaruhnya terhadap kehidupan kelompok, proses interaksi di antara kelompok dan perkembangan lembaga-lembaga sosial merupakan perhatian sosiologi.

7.      Soerjono Soekanto

Lektor Kepala Sosiologi dan HukumAdat di Fakultas Hukum Universitas Indonesia. Soerjono Soekanto Pernah menjadi Kepala Bagian Kurikulum Lembaga Pertahanan Nasional (1965-1969). Ia juga pernah menjadi Pembantu Dekan Bidang Administrasi pendidikan Fakultas ilmu-ilmu sosial, Universitas Indonesia (1970-1973), dan kini menjadi pembantu Dekan bidang Penelitian dan Pengabdian masyarakat Fakultas Hukum Universitas Indonesia (sejak tahun 1978) yang bersangkutan tercatat sebagai Southeast Asian Specialist pada Ohio Univercity dan menjadi Founding Member dari World Association of Lawyers. Ia mendapat gelar Sarjana Hukum dari Fakultas Universitas Indonesia (1965), sertifikat metode penelitian ilmu-ilmusosial dari Universitas Indonesia (1969), Master of Arts dari University of California, Betkeley (1970), Sertifikat dari Academy of American and International Law, Dallas (19972) dan gelar doktor Ilmu Hukum dari Universitas Indonesia (1977).[1] Diangkat sebagai Guru besar sosiologi hukum Universitas Indonesia (1983).
Menurut Soerjono Soekanto Sosiologi merupakan ilmu yang memusatkan perhatian pada segi-segi kemasyarakatan yang bersifat umum dan berusaha untuk mendapatkan pola-pola umum kehidupan masyarakat.

DAFTAR PUSAKA





0 komentar:

Posting Komentar

Masayu Nabila. Diberdayakan oleh Blogger.

Gunadarma University